Pendiri Instagram Kecewa Aplikasinya Kini Berubah Hanya untuk Cari Cuan

- Senin, 20 Maret 2023 | 15:49 WIB
Dua pendiri Instagram, Mike Krieger dan Kevin Systrom, bersama Mark Zuckerberg (tengah). Foto: Mark Zuckerberg/Instagram
Dua pendiri Instagram, Mike Krieger dan Kevin Systrom, bersama Mark Zuckerberg (tengah). Foto: Mark Zuckerberg/Instagram

PilihanIndonesia.com - Tak bisa dimungkiri, Instagram merupakan salah satu media sosial dengan pengguna terbanyak pada saat ini.

Namun, siapa sangka, pendiri Instagram melihat aplikasi yang mereka kembangkan saat ini telah kehilangan jati dirinya.

Hal ini diungkap salah satu pendiri Instagram, Kevin Systrom, dalam podcast bersama Kara Swisher.

Menurut Systrom, saat pertama kali membuat Instagram pada 2010 lalu, platform tersebut kerap digunakan untuk melihat konten yang dibagikan teman dan sanak saudaranya.

Namun, kini semua telah berubah. Systrom merasa bahwa konten yang disuguhkan Instagram hanya berfokus pada kreator dan akun bisnis untuk menjual produk atau layanannya dan berfokus untuk mencari "cuan" saja.

Baca Juga: Harapan TREASURE usai Konser 2 Hari di Indonesia

"Saya pikir penyesalan terbesar saya di Instagram adalah aplikasi itu telah berubah menjadi (platform) komersial," ujar Systrom, dikutip dari Kompas.com.

Hal ini, menurut Systrom, diperparah dengan model bisnis yang diterapkan oleh Instagram, yang kini berfokus pada iklan.

Model bisnis tersebut mungkin menguntungkan bagi perusahaan induk Instagram, Meta, namun pengambilan keputusan tersebut secara tidak langsung membuat pengguna yang bukan kreator ataupun pebisnis menjadi "tersisihkan".

Media sosial itu juga hanya menonjolkan akun-akun profesional sehingga ruang bagi pengguna biasa dalam mengakses Instagram dinilai semakin minim.

Monetisasi konten yang diberlakukan oleh Instagram juga dikritisi karena memiliki dampak kurang baik bagi pengguna.

Para kreator kerap memanfaatkan platform untuk memamerkan kehidupan dan gaya hidup yang serba mewah.

Konten-konten seperti ini membuat Instagram menjadi ajang untuk saling berkompetisi. Guna untuk menunjukkan siapa yang lebih baik, lebih sempurna, lebih kaya, dan sebagainya.

Jika hal ini terus berlanjut, Instagram bisa menimbulkan sejumlah kekhawatiran bagi masyarakat.

Halaman:

Editor: Agustinus Rosario Daru Nelahi

Sumber: kompas.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X